Jumat, 30 Mei 2014

Karya Tulis Ilmiah pemeliharaan jagung varietas lamuru di IKB palawija batugaropa



KATA PENGANTAR

            Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa Karena atas Rahmat dan Rihdo-Nyalah sehingga penulisan karya tulis ilmia dengan judul “Pemeliharaan Pada Jagung Parietas Lamuru (pemberantasan hama dan gulma)” dapat diselesaikan.
            Penulis menyadari bahwa dalam karya tulis ilmia ini masih banyak terdapat kekurangan-kekurungan. Berkat bimbingan dan dorongan dari semua pihak akhirnya karya tulis ilmia ini dapat terselesaikan sesuai dengan tenggang waktu yang telah ditentukan dan penulis berharap agar karya tulis ilmia ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususna bagi penulis pribadi. Oleh karna itu penulis menghanturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1.        Drs . Ansar Adil, selaku dosen mata kuliah Biologi Terapan.
2.        Miftahul Hair SP, selaku kepala Instalasi Kebun Benih (IKB) Palawija Bulukumba.
3.        Gunawan, SP.d selaku konsultan yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini
4.        Supriadi, selaku pendamping yang telah meluangkan waktunya untuk untuk memberikan bimbingan dan dorongan dalam penyusunan karya tulis ilmia ini.
5.        Kakak pendamping yang telah ikut dalam pelaksanaan mata kuliah biologi terapan di IKB Palawija.
            Dengan mengucapkan syukur kepada Allah SWT, penulis memohon semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan karya tulis ilmia ini diberikan pahala yang setimpal, Amin....!!!
Wassalamu alaikum Wr.Wb
                       
                                                                                    Bulukumba,      juni 2012



                                                                                                Penulis


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.......................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI....................................................................................................... v
DAFTAR TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................... viii
BAB I   PENDAHULUAN................................................................................. 1
A.    Latar Belakang.................................................................................. 1
B.     Rumusan Masalah............................................................................. 2
C.     Tujuan Penulisan............................................................................... 4
D.    Manfaat Penulisan............................................................................. 4
E.     Metode Pengumpulan Data.............................................................. 4
BAB II    LANDASAN TEORI.........................................................................
A.    Tinjauan Umum Tanaman Jagung.....................................................
B.     Tinjauan Umum Hama......................................................................
C.     Jenis-jenis Hama Tanaman Jagung....................................................
D.    Tinjauan Umum Gulma.....................................................................
BAB III    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................
A.    Hasil..................................................................................................
B.     Pembahasan.......................................................................................

BAB IV     KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................
A.    Kesimpulan.................................................................................
B.     Saran...........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................



BAB 1
PENDAHULUAN
A.           Latar Belakang
             Indonesia adalah Negara yang berkembang, hal ini dibuktikan pada peningkatan kualitas masyarakat indonesia pada setiap sektor kehidupan. Serupa dengan tujuan pembanguna nasional yakni mewujudkan masyarakat indonesia yang adil , makmur dan sejahteramerata material dan spiritual berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar. Untuk dapat mewujudkan pembangunan nasional pemerinntah sebagai penanggung jawab penuh kesejahteraan rakyat , menepatkan sektor pertanian sebagai salah satu sektoryang menunjang pencapaian tersebut. (Arief Daryanto, 2006)
            Sektor pertanian saat ini menjadi idola masayarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Membudidayakan jenis tanaman dengan harapan mendatangkan penghasilan dari produksi tanaman telah dilakukan oleh sebagian besar masyarakat saat ini termasuk pembudidayaan tanaman jagung (Zea mays).
            Dalam rangka meningkatkan produksi hasil pada pertanian khususnya tanaman jagung (Zea mays) tentunya harus didukung oleh pengelolahan dan budidaya yang baik . pembudidayaan pada pertanian termasuk didalamnya ,pemeliharaan , pemberantasan hama, pemupukan sinitasi, dan pengelolaan hasil. Kesemuanya itu menjadi dasar pada tercapainya peningkatan produksi hasil panen pertanian termasuk didalam budidaya tanaman jagung (Zea mays)
            Terkadang teknik budidaya terlaksana sesuai dengan rencana , namun serangan hama dan penyakit yang datang secara tiba-tiba dapat menjatuhkan nilai produksi tanaman termasuk didalamnya hasil panen dan merosotnya kualitas pohon atau kerdil dan bahkan bisa mengalami kematian .
            Hama atau penyakit saat ini memang menjadi kendala besar pada pembudidayaan tanaman jagung(Zea mays) .problem ini mestinya menjadi sebuah wacanayang harus dibenahi oleh pemerintah melalui dinas yang terkaitbersama dengan pemerintah (Dinas Pertanian RI,2009).
            Peningkatan produksi hasil perkebunan tanaman jagung (Zea mays) juga ditentukan dari pemeliharaan sangat penting saat kelangsungan hidup tanaman jagung termasuk didalamnya penanaman , pemupukan dan pengendalian hama.uumnya hama dapat menurunkan produktifitas tanaman jagung  yang akan berdampak pada turunnya kualitas dan kuantitas buah hingga mencapai 80 %. Hal ini merupakan petunjuk bahwa hama tanamanperlu mendapat perhatian besar . disamping pengaruh merugikan terhadap pertumbuhan dan penurunan hasil tanaman.
            Berdasarkan uraian diatas maka akan dilakukan pengamatan mengenai upaya pemeliharaan tanaman pada jagung varietas lamuru terutama pemupukan dan  pengendalian hama dan gulma.
B.            Rumusan masalah
            Berdasarkan pada latar belakang diatas untuk mengarahkan penelitian, maka sebagai rumusan makalah yang akan diteliti adalah bagaimanakah cara pemeliharaan pada jagung varietas lamuru (pemberantasan hama dan gulma)


C.           Tujuan  penulisan
            Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui cara pemeliharaanpada jagung varietas lamuru  (pemberantasan hama dan gulma)
D.           Manfaat penulisan
            Manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini  adalah sebagai berikut :
1.        Sebagai bahan informasibagi petani tentang morfologi jenis-jenis hama yang menyerang tanaman jagung (Zea mays)’
2.        Sebagai bahan informasi yang dapat menambah wawasan peneliti tentang cara-cara pemelihara tanaman jagung (Zea mays) di IKB (instalasi kebun benih ) palawija
3.        Sebagai rujukan bagi peneliti yang ingin mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini.
4.        Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
E.            Metode Pengumpulan Data
            Metode pengumpulan data dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1.        Observasi
            Metode observasi dilakukan dengan cara sebagai berikut :
a.         Menjelajahi areal penanaman tanaman jagung yang ada di Instalasi Kebun Benih Palawija Desa Tanah Harapan Kecamatan Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.
b.        Mengidentifikasi jenis-jenis hama jagung kemudian mendeskripsikan berdasarkan struktur morfologi.
2.        Dokumentasi
            Pengambilan data dengan cara dokumentasi yaitu dengan mengambil gambar hama jagung kemudian mendokumentasikan untuk dijadikan bahan laporan.


BAB II
LANDASAN TEORI
A.      Tinjauan Umum Tanaman Jagung
1.        Morfologi Tanaman Jagung
            Jagung (Zea mays) merupakan tanaman semusim satu siklusnya diselesaikan dalam 80-150 hari.paru pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif dan paru kedua untuk tahap pertumbuhan generative . tinggi tanaman jagung sangat bervariasi , tergantung pada jenis varietasnya.
            Akar jagung tergolong akar serabut yang dapat menembustanah dan mampu menyerap air dan mineral dari dalam tanah dan disalurkan kebagian yang membutuhkan . akar jagung pada tingkat kesuburan tertinggi akan mencapai panjang 15-40 cm. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa muncul akar anventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu menyanggah tegaknya tanaman.
            Batang jagung tegak dan mudah terlihat ,beruas-ruas. Dan setiap ruas terbungkus oleh pelapah daun yang muncul dari buku. Batang jagung cukup kokoh dan tidak banyak mengandung ligning.
            Daun jagung adalah daun sempurna, bentuknya memanjang, anttara pelapah dan helaian terdapat higula. Tulang daun sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang berambut.stoma pada daun yang berbentuk halter, yang khas memiliki  famili poceae.setiap stoma dikelilingi sel-sel epidermis berbentuk kipas, (Danarti dan Sri Najiati , 1995)
            Jagung memiliki bunga jantang dan bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman. Tiap kuntung bunga memiliki struktur khas bunga dari suku poceae yang disebut froret. Bunga jantang tumbuh dibagian puncak tanaman , berupa karangan bunga(inflorescense). Serbuk sari berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun atas tongkol tongkol tumbuh dari buku, diantara batang dan pelapah daun. Pada umumnya satu tanaman hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu tonggkol produktif, yang disebut sebagai Varietas Prolifik.   
            Bunga betina jagung berupa tonggkol yang terbungkusoleh semacam pelapah dengan rambut, rambut jagung sebenarnya adalah tangkai putik
2.         Klasifikasi dan Jenis Jagung
            Klasifikasi tanaman jagung dalam sistematika tumbuhan tinggi menurut Indriani (2002) adalah sebagai berikut :
Regnum           : Plantae ( tumbuh-tumbuhan)
Divisio             : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio     : Anggiospermae (berbiji tertutup)
Classis             : monocotyledonae (berbiji satu)
Ordo                : Graminae (rumput-rumputan)
Family             : graminaceae
Genus              : zea
Species            : zea mays
            Jenis jagung berdasarkan umur dan bentuk biji dapat dikelompokkan dalam berbagai golongan antara lain :
a.          Berumur pendek (genjah) : 75-90 hari, contoh genjah wara,dan genjah kertas.
b.         Berumur sedang (tengahan ) : 90-120 hari contohnya hibrida C 1, Hibrida CP 1 dan CPI 2,IPB 4, Metro dan pandu.
c.          Berumur panjang : lebih dari 120 hari , contoh karnia putih, bastar, kuning, bima dan hitam.
            Variatas unggul mempunyai sifat : berproduksi unggul umur pendek tahan terhadap serangan hama dan sifat-sifat lain yang menguntungkan .varietas unggul ini dibedakan menjadi dua , yaitu jantung hibrida dan varietas bersari bebas.
3.        Syarat Pertumbuhan
            Tanaman jagung berasal dari daerah tropis yang dapat menyusuaikan diri dengan lingkungan diiluar daerah tersebut. Jagun tidak menuntut persyaratan lingkungan yang terlalu ketat. Dapat tumbuh dari berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah yang agak kering. Tetapi untuk pertumbuhan optimalnya jagung menghendaki berbagai persyaratan :
a.         Iklim
            Iklim yang dikehendaki oleh tanaman jagung adalah daerah yang beriklim sedang hingga beriklim sub-tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh didaerah  yang terletak  antara 0-50 derajat LU hingga 0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak bervariasi pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan yang ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembunggan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup air. Sebaiknya jagung ditanam pada awal musim hujan dan menjelang musim kemarau.
b.        Media Tanam
            Tanaman jagung tidak memerluka persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal hendaknya tanaman jagung ditanam pada tanah yang subur, gembur, dan kaya humus. Jenis tanah yang dapat ditanami jagung antara lain : andosol (berasal dari gunung merapi), latosol, dan tanah berpasir. Pada tanah yang tesktur berat masih dapat ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah yang baik. Sedangkan pada tanah yang tekstur lempung / liat adalah yang terbaik untuk pertumbuhannya.
            Keasaman tanah erat hubungannya dengan ketersediaan unsur-unsur haratanaman. Keasaman tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman jagung adalah PH 5,6-7,5. Tanaman jagung dalam pertumbuhannya memerlukan tanah dengan ketersediaan air yang cukup baik.
c.         Ketinggian Tempat
            Jagung dapat ditanam diindonesia mulai dari daratan rendah sampai pada daerah pegunungan yang memiliki ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian antara 0-600 m dpl merupakan ketinggian optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung (rukmana,1997)
4.        Pedoman Budidaya 
a.         Persiapan benih
            Benih dapat dipilih dari penanaman sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman jagung yang sehat pertumbuhannya. Dari tanaman terpilih, diambil dari
yang tonggkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh biji, dan tidak serang oleh hama penyakit. Tongkol dipeti pada saat lewat pase matang dengan ciri biji sudah mengeras dan sebagian besar daun menguning. Tonggkol dikupas dan dikeringkan hingga kering betul.
b.        Pengolahan Media Tanam
            Pada tahap persiapan untuk pengolahan lahan dilakukan dengan cara memecah bongkah tanah sehinggah diperoleh tanah yang gembur yang kaya akan kandungan oksigen dalam tanah guna mempercepat dan mempermudah akar dalam menyerap sari-sari makanan. Tanah sebaiknya dilakukan proses penggarapan dengan cara dibajak atau dicanggkul.
c.         Teknik Penanaman
1.        Penentuan pola tanaman
            Pola tanaman didaerah tropis seperti diindonesia, biasanya disusun selama satu tahun dengan memperhatikan curah hujan. Beberapa pola tanaman yang biasa diterapkan oleh petani dalam proses penanaman tanaman jagung antara lain :
a.         Tumpang sari ( inter cropping), melakukan penanaman lebih dari satu jenis tanaman, contoh seperti jagung dan kedelai.
b.        Tumpang gilir (multiple cropping), dilakukan secara beruntun tahun dengan mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapatkan keuntungan maksimal, contoh : jagung muda, padi gogo, kacang tanah , dan ubi kayu.
c.         Tanaman bersisipan (realy cropping), pola tanaman dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok pada waktu yang berbeda, contoh : tanaman padi disisipkan dengan tanaman jagung.
d.        Tanaman campuran (mixed cropping), penanaman yang terdiri atas beberapa jenis tanaman yang tumbuh pada daerah dan waktu yang sama.
2.        Cara penanaman
            Jarak tanam pada tanaman jagung adalah 25 kali 50 cm setiap lubang ditanam dua, atau tiga benih. Seharusnya jagung ditanam dengan memperhatikan lariknya sehingga terlihat teratur , serta mempermudah bagi petani dalam proses pemupukan., pemeliharaan dan panen. Jarak yang ideal dapat menjadi penyebab untuk menghasilkan buah jagung yang bermutu , besar dan padat isi, hal ini dikarenakan setiap tanaman jagung dapat memperoleh sinar matahari secara maksimal . tanamaan jagung dapat tumbuh pada tanah yang memiliki kandungan air yang sedang . tetapi air cukup hendaknya tersedia selama pertumbuhan berlangsung.
3.        Pemeliharaan
a.         Penyulaman
            Pemeliharaan dimaksudkan agar jumlah tanaman yang dikehendaki dapat terlaksana , pada tanaman jagung hendaknya pada satu lubang tanaman tumbuh dua atau tiga tanaman guna memperbaiki kualitas produksi buah. Pemeliharaan dilakukan dengan pemotongan batang yang akan dibuang , tidak dengan mencabut karna dapat mempengaruhi kondisi akar tanaman yang ada disekitarnya.
            Penyulaman bertujuan mengganti benih yang tidak tumbuh atau mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam. Jumlah dan jeniis benih serata perlakuan dalam penyulaman sama dengan waktu penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dan jenis yang sama . waktu penyulaman paling lambat dua minggu sesudah tanam.
b.        Penyiangan
            Penyiangan dimaksudkan untuk membersihkan lahan dari tanaman pengganggu atau gulma. Penyiangan dilakukan dua minggu sekali . penyiangan pertama dilakukan ketika jagung berumur 14 hari. Penyiangan hendaknya menggunakan tangan atau cangkul kecil agar tidak mengganggu pengakaran.
c.         Pembumbunan
            Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan yang bertujuan untuk memperkokoh pokok batang sehingga tanaman tidak mudah rebah. Selain itu pembumbunan juga bertujuan untuk menutup akar yang muncul kepermukaan akibat aerasi. Pembumbunan pertama dilakukan pada saat tanaman jagung berumur 2 minggu bersamaan dengan pemupukan , sedangkan pembumbunan kedua dilakukan pada saat jagung berumur 1 bulan.
d.        Pemupukan
            Dalam dunia pertanian proses pemupukan dengan menggunakan pupuk kimia, untuk satu hektarnya memerlukan dosis pupuk urea sebanyak 200-300 kg, dan pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg. Tetapi pemupukan dengan menggunakan pupuk organik seperti sisa hasil pembakaran jerami maka penggunaan pupuk kimia dipangkas 50%. Adapun langkah-langkah proses pemupukan dengan menggunakan pupuk organik :
1)         Pemupukan dilakukan pada umur 15 hari sebelum tanam. Hal ini dimaksudkan agar hasil pembabakan dapat cepat larut dalam tanah sehingga mampu dengan cepat diserap oleh akar tanaman.
2)        Pemupukan susulan dilakukan saat tanaman jagung berumur satu bulan yaitu dengan menggunakan pupuk kimia buatan yang telah di pangkas 50% dari standar pemupukan yang seharusnya. Hal ini dimaksudkan karna adanya kandunga unsur hara yang ada dalam tanah pada saat pemupukan sebelum tanam.
e.         Pengairan dan penyiraman
            Tanaman jagung merupakan tanaman yang memerlukan air pada saat pertumbuhannya. Namun jika lahan yang digunakan adalah lahan persawahan yang dilakukan saat panen padi telah usai maka penyiraman tidak terlalu sulit karna sawah pada umumnya memiliki saluran irigasi.
f.         Penyomprotan peptisida
            Penyemprotan peptisida dilakukan ketika timbul gejalah serangan hama penyakit.
B.       Tinjauan Umum Hama
1.        Pengertian hama.
            Menurut bahasa hama adalah perusak (kamus besar bahasa indonesia) sedangkan menurut istila (terminologi), hama adalah kerusakan-kerusakan tanaman yang disebabkan binatang-binatang besar atau kecil yang sifatnya mikroskropis. Aksi Agrais Kanisius (1998) dalam Arniati (2005), mengatakan bahwa hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang dapat dilihat dengan panca indera(mata) yang dapat berupa binatang dan dapat merusak tanaman secara langsung dan dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan gigitan. Sedangkan menurut Yandianti (1990),hama adalah sejenis hewan yang merusak tanaman-tanaman baik yang dibudidayakan maupun tidak.
            Secara umum dapat dikatakan bahwa hama adalh jazad penganggu yang merupakan sejenis makhluk hidup yang termasuk kelompok hewan atau binatang seperti :
a)        Golongan binatang bertulang belakang (chordata), mialnya burung, tikus, dan kelelawar.
b)        Golongan binatang yang badannya beruas ( arthophoda) misalnya, seranggah.
c)        Golongan mollusca misalnya , bekicot dan sifut.
d)       Golongan annelida misalnya cacing dan nametoda.
2.        Penggolongan hama
a.         Berdasarkan pada kisaran bahaya yang di akibatkan, hama dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1)        Hama utama atau hama kunci. Hama utama adalah hama yang selalu berada pada tanaman yang intensitas serangannya tinggi dan populasi yang tinggi pula sehingga akan menimbulkan kerusakan secara ekonomi pada petani apabila tidak dilakukan pengendalian.
2)        Hama sewaktu-waktu, hama sewaktu-waktu adalah hama yang sewaktu-waktu muncul akibat keadaan iklim yang tidak menentu atau kesalahan pengolahan oleh manusia. Tingkat kerusakan yang ditimbulkan tidak terlalu serius.
3)        Hama potensial, hama potensial merupakan kelompok besar serangan herbivore yang saling mendapatkan makanan. Hama ini jarang mendatangkan kerugian secara ekonomi namun mempunyai potensi untuk menjadi hama.
b.        Berdasarkan pada hubungan kisaran inang dengan tanaman inang hama dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1)        Hama monofag, adalah hama yang menyerang satu spesies tanama inang.
2)        Hama Oligofag adalah hama yang memiliki banyak inang tetapi masih dalam satu family.
3)        Hama Polyphag adalah hama yang memiliki banyak inang dengan berbagai famili tanaman.
C.      Jenis-Jenis Hama Tanaman Jagung
1.        Lalat bibit (atherigona exigua stein)
            Gejalah dari hama lalat bibit daun bebrubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan, akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati. Penyebab lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung berwarna kuning kehijaun bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur putih mutiara, dan panjang lalat sekitar 3-3,5 mm. Pengendaliannya yaitu : Penanaman serentak dan penerapan pengiliran tanaman , Tanaman yang terserang segera dicabut dan dimusnakan, Sanitasi kebun, Semprot dengan insektisida.
2.        Ulat pemotong
            Gejalah hama ulat pemotong tanaman terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah ditandai dengan bekas gigitan pada batangnya., akibatnya tanaman yang masih mudah roboh. Penyebab beberapa jenis ulat pemotong: agrotis ipsilon, spodoptera litura, penggerek batang jagung ( ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (helicoverpa armigera). Pengendaliannya yaitu : Tanaman serentak atau pergiliran tanaman, Cari dan bunuh ulat-ulat tersebut( biasanya tardapat didalam tanah), Semprot insektisida.
3.        Ulat peliang daun
            Bagian yang diserang adalah bagian yang muda, gejala : alur melingkar transparan atau keperakan, tunas atau daun mudah mengkerut, mengulung, dan rontok. Pengendaliannya semprotkan insektisidadengan bahan aktif methidathion (supracide 40EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisinthion 50 EC, 50 WP), Diasinon (Basasinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan didalam tanah.
4.        Ulat tanah
            Gejala seranggan ditandai dengan terpotongnya tanaman pada pangkal batang atau tangkai daun. Pangkal batang yang digigit akan mudah patah dan mati. Kerusakan berat biasanya  terjadi pada awal musim kemarau. Pengendaliannya : Tanaman serentak atau pergiliran tanaman, Cari dan bunuh ulat-ulat tersebut( biasanya tardapat didalam tanah), Semprot insektisida.
5.        Penggerek tongkol
            Bagian yang diserang adalah buah. Gejalahnya lubang yang mengeluarkan getah. Pengendaliannya memetik buah yang terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP , Nudrin 24 WSC), Methydation (supracide 40EC), yang disemprotkan pada buah berumur 2-5 minggu.
6.        Ulat grayak
            Gejala serangan hama spodoptera litura yaitu ditandai dengan timbulnya lubang tidak beraturan pada daun. Bisanya larva berada dipermukaan daun. Serangan berat biasanya menyebabkan tanaman gundul karna daun dan buah habis dimakan ulat. Pengendaliannya semprotkan insektisidadengan bahan aktif methidathion (supracide 40EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisinthion 50 EC, 50 WP), Diasinon (Basasinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan didalam tanah.
D.      Tinjauan Umum Gulma
1.        Pengelompokan gulma
            Berikut beberapa gulma penting dalam tanaman jagung :
a.         Golongan rumput
            Gulam golongan rumput termasuk dalam familia Gramineae/poaceae.dengan ciri batang bulat agak pipih, kebanyakan berongga. Daun0daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya bertulang daun sejajar,terdiri atas dua bagian yaitu pelapah daun dan helaian daun. Daun biasanya berbentuk garis 9linier), tepi daun merata. Lidah-lidah daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelapah daun dan helaian daun, contohnya, Digitaria sanguinalis (rumput belalang), Cynodon dactilon (rumput kakawatan), Echinochloa colona (jajagoan leutik), Eleusine indica (kelangan), dan Imperate cylindrica ( alang-alang).
b.        Golongan teki
            Gulam golongan teki termasuk dalam golongan familia Cyperaceae. Batang umumnya berbentuk segitiga,kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun (ligua). Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindung oleh satu daun pelindung. Buahnya tidak membuka, contoh Cyperus rotundus (teki), Cyperus byllinga (teki).
c.         Golongan berdaun lebar
            Gulam berdaun lebar umumnya termasuk dicotyledonae dan pteridophyta. Daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala, contohnya : amaranthus spinocus ( bayam duri).
2.        Pengendalian gulma
            Keberhasilan pengendalian gulma merupakan salah satu faktor penentu tercapainya tingkat hasil jagung yang tinggi. Gulma dapat dikendalikan melalui berbagai aturan dan karantina . secara biologi dengan menggunakan makhluk hidup , secara fisik dengan membakar dan menggenanginya. Melalui budidaya dengan pergiliran tanaman, peningkatan daya saing dan penggunaan mulsa, secara mekanis dengan mencabut ,membabak. Menginjak, menyiang dengan tangan, dan mengolah tanah dengan alat mekanis bermesing dan nonmesin. Secara kimiawi menggunakan herbisida. Gulma pada tanaman jagung umumnya dikendalikan dengan cara mekanis dan kimiawi pengendalian gulma secara kimiawi berpotensi merusak lingkungan sehingga perlu dibatasi melalui pemanduan dengan cara pengendalian lainnya.

a.         Pengendalian secara mekanis
            Secara tradisional petani menggendalikan gulma dengan pengolahan tanah konvensional dan penyiangan dengan tangan. Pengolahan tanah konvensional dilakukan dengan membajak, menyisir dan meratakan tanah, menggunakan tenaga ternak dan mesin. Untuk menghemat biaya, pada pertanaman kedua petani tidak mengolah tanah. Lahan disiapkan dengan mematikan gulma menggunakan herbisida. Pada usaha tani jagung yang menerapkan sistem olah tanah konservasi, pengolahan tanah banyak dikurangi,atau bahkan dihilangkan sama sekali. Pada tanah podsolik merah kuning (PMK) lampung, hasil jagung tanpa olah tanah masih tetap tinggi hingga musim tanam ke 10 (utomo 1997).
            Pembajakan dan pembaruang dapat secara berangsur dikurangi dan diganti dengan penggunaan herbisida atau pengelolaan tanah konsevasi. Ketersediaan herbisida juga memungkinkan pemanfaatan lahan marjinal. Lahan miring yang bersifat sangat rapuh terhadap pengolahan tanah konvensional. Penggunaan herbisida memungkinkan penanaman jagung langsung pada barisan tanaman tanpa olah tanah.
b.        Pengendalian dengan herbisida
            Herbisida memiliki efektifitas yang beragam. Berdasarkan cara kerjanya, herbisida kontak mematikan bagian tumbuhan yang terkena herbisida, dan herbisida sistematik mematikan setelah diserap dan di traslokasikan keseluruh bagian gulma. Menurut jenis gulma yang dimatikan ada herbisida selektif yang mematikan gulma tertentu atau spektrum sempit, dan herbisina nonselektif yang mematikan banyak jenis gulma atau spektrum lebar. Herbisida berbahan aktif glifosat, paraquat,banyak digunakan petani sehingga banyak formulasi yang menggunakan bahan aktif tersebut.glifosat yang disemprotkan kedaun efektif mengendalikan gulma rumputan tahunan dan gulma berdau lebar tahunan.
            Pengendalian secara terpadu kepedulian terhadap lingkungan melahirkan sistem pengelolaan gulma yang meminimalkan nampak negatif terhadap lingkungan. Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk mempelajari interaksi antara tanaman dan gulma , terutama kemampuan persaingan relatif dari tanaman dari berbagai fase perkembangan gulma, pengelolaan gulma harus dipadukan dengan aspek budidaya, termasuk pengolaaan tanah pergiliran tanaman dan pengendalian gulma itu sendiri. Pengelolaan gulma terpadu merupakan konsep yang mengutamakan pengendalian secara alami dengan menciptakan keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan bagi perkembangan gulma dan meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma. Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan  dalam pengendalian secara terpadu :
1)        Pengendalian gulma secara langsung dilakukan dengan cara fisik, kimia dan biologi dan secara tidak langsung melalui peningkatan daya saing tanaman melalui perbaikan teknik budidaya
2)        Memadukan cara-cara pengendalian tersebut,
3)        Analisis ekonomi praktek pengendalian gulma.


BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

A.      Hasil
            Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan di IKB Palawija tentang upaya pemeliharaan tanaman jagung (Zea mays). Maka upaya pemeliharaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Tabel 1 : Pemeliharaan Tanaman Jagung Varietas Lamuru
No
              Fase
 Jenis pemeliharaan
keterangan
1
Dihitung mulai keluarnya malai dan tongkol
ü  Pengairan
ü  Pemupukan
ü  Pengendalian hama / penyakit tanaman
Masa pembentukan buah

B.       Pembahasan
            Upaya pemeliharaan tanaman jagung di IKB Palawija melalui beberapa fase ( dihitung mulai dari keluarnya malai dan tongkol) meliputi : pengairan, pemupukan dan pengendalian hama / penyakit tanaman.
1.        Pengairan
            Pengairan yang baik dan teratur dapat membuat tanaman jagung bisa tumbuh dengan subur. Pengairan tanah pertanian jagung di IKB Palawija Batugaropa dengan cara pembuatan parit-parit disekitar lahan tanaman jagung dengan tujuan agar air dapat dengan mudah masuk dan keluar dari lahan pertanian
            Pengairan yang baik sangat diperlukan tanaman, terutama pada saat-saat penting, yaitu pada saat penanaman, saat pembungaan yaitu 40-55 HST (Hari setelah tanam ), dan pengisian biji yaitu 60-80 HST. Lama pengairan cukup 1-2 jam dengan catatan air mengalir deras. Pengairan dilakukan cukup sekali dalam seminggu, karena jika terlalu sering tanaman jagung akan mudah roboh maupun membusuk.
2.        Pemupukan
            Untuk pemupukan tanaman jagung,di IKB Palawijamelakukan pemupukan pada tanaman jagung sebanyak 3 kali dalam sekali musim tanam. Pupuk yang digunakan adalahpupuk kimia dan jarang menggunakan pupuk kandang.jenis-jenis pupuk kimia yang digunakan untuk pemupukan adalah Nitrogen(N), Fosfor (P) , kalium (K) dan sulfur.
            Setelah tanaman berumur 21 hari setelah tanam pemupukan dilakukan dengan dosis untuk pupuk urea 2,25 gram / lubang dan untuk pupuk KCL 1 gram / lubang.proses pemupukan dilakukan dengan cara pupuk ditaruh pada lubang sedalam 5 cm dengan jarak 10 cm dari tanaman jagung.
            Tanaman berumur 42 hari setelah tanam, dengan dosis : urea 2,25 gram/lubang. Proses pemupukan dilakukan dengan cara pupuk diletakkan pada lubang sedalam 5 cm dari tanaman jagung.
3.        Pengendalian hama/penyakit tanaman
            Agar tanaman dapat tumbuh optimal dan menghasilkan panen yang melimpah, maka tanaman jagung harus terbatas dari segala jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman jagung.
            Tidak satu kejadian tanpa didahului oleh kejadian lain yang menjadi penyebab, begitu pula dengan hama dan penyakit yang menyerang tanaman jagung pun ada penyebabnya .
            Hama merupakan sejenis hewanyang menyerang tanaman dan sifatnya merusak. Hama timbul karena sebab alami yaitu muncul dengan sendirinya. Bisa menyerang tanaman yang segar, maupun tanaman kurus. Semua tanaman apapun keadaannya bisa terjangkiti oleh hama ini, jadi hama tidak bisa dicegah tetapi hanya bisa diatasi.  Sedangkan penyakit-penyakit yang sering menghinggapi tanaman jagung biasanya disebabkan karne alasan tertentu.
            Berbagai jenis penyebab serangan hama dan penyakit tanaman jagung adalah sebagai berikut ;
a.         Busuk buah biasanya disebabkan karena cuaca yang tidak mendukung misalnya pada musim hujan. Pada saat musim hujan tiba, biasanya tanaman jagung banyak yang busuk karna udara terlalu lembab.
b.        Lalat buah disebabkan karena lalat-lalat yang menyerang buah jagung, yang biasanya menyerang secara berkala atau musiman dan tidak sepanjang tahun ada.
c.         Gejala daun kuning bisa disebabkan karna kurangnya nutrisi yang terserap oleh tanaman jagung seperti unsur hara nitrogen, fosfor, kalium maupun sulfur.
     Jagung yang terserang hama maupun penyakit harus segera dikendalikan sampai tidak menjangkiti lagi. Namun, sebelum memberantasnya, terlebih dahulu harus mengetahui penyakit atau hama yang menyerang serta penyebabnya. Yang dimana hama atau penyakit yang sering timbul dilahan pertanian di IKB Palawija Batugaropa adalah sebagai berikut beserta dengan cara pengendaliannya :
a.         Ulat , biasa diatasi dengan cara menyemprotkan insektisida
b.        Ulat tanah juga dapat dimusnakan dengan cairan insektisida
c.         Wereng dibasmi menggunakan peptisida.
d.        Untuk mengatasi busuk buah, bisa dengan memberikan unsur hara sulfur pada tanaman agar bisa lebih tebal dengan kondisi dan cuaca serta penyakit apa saja
e.         Lalat buah bisa diatasi dengan cara membasmi penyebab penyakit ini, yaitu dengan cara disemprotkan pestisida.
f.         Gejalah daun kering bisa diatasi dengan memberi tambahan pupuk NPK (Nitrogen, fosfor dan kalium).


BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A.      Kesimpulan
            Dari hasil pengamatan tentang upaya pemeliharaan rutin tentang penanaman jagung varietas lamuru di IKB Palawija maka upaya pemeliharaan yang dilakukan adalah :
1.        Pengairan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan air selama proses pembentukan bunga dan biji.
2.        Pemupukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara tanaman jagung.
3.        Pengendalian hama atau penyakit dilakukan dengan tujuan tanaman menjadi sehat serta pertumbuhannya tidak terganggu.
B.       Saran
1.        Agar para petani memperhatikan pemeliharaan tanaman jagung pada fase generatif agar  tanaman jagung dapat berproduksi dengan maksimal.
2.        Kepada peneliti selanjutny, agar dapat mengadakan penelitian serupa untuk mengetahui jenis-jenis pemeliharaan tanaman jagung.


DAFTAR PUSTAKA
Daryanto.Arief,Drs.Mec.Ir.2009.Dinamika daya saing industri pertanian.IPB Pres Bogor.PT.Gramedia.
Daryanto.Arief,Drs.Mec.Ir.2006.Dinamika industri pertanian. PT Rineka Cipta.Jakarta.
Depertemen Pertanian RI. 2002.Hama Tanaman Jagung. Jakarta.
Hidayat.E.B.1995.Anatomi tumbuhan berbiji. Tarsito bandung.
Nasution, A.H, dan Musa, M. S. (1989). Perancangan dan analisis percobaan ilmiah,  UPT IPB Bogor.
Pracaya. Ir, 1994. Tanaman jagung. Kanisius. Yokyakarta
Redeksi Agromedia, 2007. Tanaman jagung. PT Angromedia Pustaka. Jakarta
Rinayanti, 2010. Identifikasi morfologi hama pada tanaman jagung. STKIP Muhammadiyah Bulukumba
Sarief. H.E.S,1990. Kandungan unsur tanah.Semarang
Sudjana, (1995) desaing dan analisis eksperimen. Penerbit Tarsito, Bandung
Tjahyadi.N,1992. Tanaman jagung varietas lamuru.Angromedia. Jakarta
Yandiyanto. Drs,1990. Bercocok tanam jagung varietas lamuru.M2M. Bandungs