KATA
PENGANTAR
Puji
syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Tuhan Yang Maha Kuasa Karena atas
Rahmat dan Rihdo-Nyalah sehingga penulisan karya tulis ilmia dengan judul “Pemeliharaan Pada Jagung Parietas Lamuru
(pemberantasan hama dan gulma)” dapat diselesaikan.
Penulis
menyadari bahwa dalam karya tulis ilmia ini masih banyak terdapat
kekurangan-kekurungan. Berkat bimbingan dan dorongan dari semua pihak akhirnya
karya tulis ilmia ini dapat terselesaikan sesuai dengan tenggang waktu yang
telah ditentukan dan penulis berharap agar karya tulis ilmia ini dapat
bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan khususna bagi penulis pribadi. Oleh
karna itu penulis menghanturkan ucapan terima kasih yang tak terhingga kepada :
1.
Drs . Ansar Adil, selaku dosen mata kuliah
Biologi Terapan.
2.
Miftahul Hair SP, selaku kepala
Instalasi Kebun Benih (IKB) Palawija Bulukumba.
3.
Gunawan, SP.d selaku konsultan yang
telah meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan dan dorongan dalam
penyusunan karya tulis ilmiah ini
4.
Supriadi, selaku pendamping yang telah
meluangkan waktunya untuk untuk memberikan bimbingan dan dorongan dalam
penyusunan karya tulis ilmia ini.
5.
Kakak pendamping yang telah ikut dalam
pelaksanaan mata kuliah biologi terapan di IKB Palawija.
Dengan mengucapkan syukur kepada
Allah SWT, penulis memohon semoga semua pihak yang telah membantu penulis dalam
menyelesaikan karya tulis ilmia ini diberikan pahala yang setimpal, Amin....!!!
Wassalamu
alaikum Wr.Wb
Bulukumba, juni 2012
Penulis
DAFTAR
ISI
HALAMAN
JUDUL..........................................................................................
i
HALAMAN
PENGESAHAN............................................................................
ii
KATA
PENGANTAR.......................................................................................
iii
DAFTAR
ISI.......................................................................................................
v
DAFTAR
TABEL.............................................................................................. vii
DAFTAR
LAMPIRAN....................................................................................
viii
BAB
I PENDAHULUAN.................................................................................
1
A. Latar
Belakang..................................................................................
1
B. Rumusan
Masalah.............................................................................
2
C. Tujuan
Penulisan...............................................................................
4
D. Manfaat
Penulisan.............................................................................
4
E. Metode
Pengumpulan Data..............................................................
4
BAB
II LANDASAN TEORI.........................................................................
A. Tinjauan
Umum Tanaman Jagung.....................................................
B. Tinjauan
Umum Hama......................................................................
C. Jenis-jenis
Hama Tanaman Jagung....................................................
D. Tinjauan
Umum Gulma.....................................................................
BAB
III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN..............................
A. Hasil..................................................................................................
B. Pembahasan.......................................................................................
BAB
IV KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................
A. Kesimpulan.................................................................................
B. Saran...........................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA.........................................................................................
LAMPIRAN........................................................................................................
BAB
1
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Indonesia adalah Negara yang berkembang, hal
ini dibuktikan pada peningkatan kualitas masyarakat indonesia pada setiap
sektor kehidupan. Serupa dengan tujuan pembanguna nasional yakni mewujudkan
masyarakat indonesia yang adil , makmur dan sejahteramerata material dan
spiritual berdasarkan pancasila dan Undang-Undang Dasar. Untuk dapat mewujudkan
pembangunan nasional pemerinntah sebagai penanggung jawab penuh kesejahteraan
rakyat , menepatkan sektor pertanian sebagai salah satu sektoryang menunjang
pencapaian tersebut. (Arief Daryanto, 2006)
Sektor pertanian saat ini menjadi
idola masayarakat dalam memenuhi kebutuhan hidup. Membudidayakan jenis tanaman
dengan harapan mendatangkan penghasilan dari produksi tanaman telah dilakukan
oleh sebagian besar masyarakat saat ini termasuk pembudidayaan tanaman jagung (Zea mays).
Dalam rangka meningkatkan produksi
hasil pada pertanian khususnya tanaman jagung (Zea mays) tentunya harus didukung oleh pengelolahan dan budidaya
yang baik . pembudidayaan pada pertanian termasuk didalamnya ,pemeliharaan ,
pemberantasan hama, pemupukan sinitasi, dan pengelolaan hasil. Kesemuanya itu
menjadi dasar pada tercapainya peningkatan produksi hasil panen pertanian
termasuk didalam budidaya tanaman jagung (Zea
mays)
Terkadang teknik budidaya terlaksana
sesuai dengan rencana , namun serangan hama dan penyakit yang datang secara
tiba-tiba dapat menjatuhkan nilai produksi tanaman termasuk didalamnya hasil
panen dan merosotnya kualitas pohon atau kerdil dan bahkan bisa mengalami
kematian .
Hama atau penyakit saat ini memang
menjadi kendala besar pada pembudidayaan tanaman jagung(Zea mays) .problem ini mestinya menjadi sebuah wacanayang harus
dibenahi oleh pemerintah melalui dinas yang terkaitbersama dengan pemerintah
(Dinas Pertanian RI,2009).
Peningkatan produksi hasil
perkebunan tanaman jagung (Zea mays)
juga ditentukan dari pemeliharaan sangat penting saat kelangsungan hidup
tanaman jagung termasuk didalamnya penanaman , pemupukan dan pengendalian
hama.uumnya hama dapat menurunkan produktifitas tanaman jagung yang akan berdampak pada turunnya kualitas
dan kuantitas buah hingga mencapai 80 %. Hal ini merupakan petunjuk bahwa hama
tanamanperlu mendapat perhatian besar . disamping pengaruh merugikan terhadap
pertumbuhan dan penurunan hasil tanaman.
Berdasarkan uraian diatas maka akan
dilakukan pengamatan mengenai upaya pemeliharaan tanaman pada jagung varietas
lamuru terutama pemupukan dan
pengendalian hama dan gulma.
B.
Rumusan
masalah
Berdasarkan pada
latar belakang diatas untuk mengarahkan penelitian, maka sebagai rumusan
makalah yang akan diteliti adalah bagaimanakah cara pemeliharaan pada jagung
varietas lamuru (pemberantasan hama dan gulma)
C.
Tujuan
penulisan
Adapun tujuan
yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui cara
pemeliharaanpada jagung varietas lamuru
(pemberantasan hama dan gulma)
D.
Manfaat
penulisan
Manfaat yang diharapkan dari hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Sebagai bahan informasibagi petani
tentang morfologi jenis-jenis hama yang menyerang tanaman jagung (Zea mays)’
2.
Sebagai bahan informasi yang dapat
menambah wawasan peneliti tentang cara-cara pemelihara tanaman jagung (Zea mays) di IKB (instalasi kebun benih
) palawija
3.
Sebagai rujukan bagi peneliti yang ingin
mengkaji masalah yang relevan dengan penelitian ini.
4.
Sebagai bahan referensi bagi penelitian
selanjutnya.
E.
Metode
Pengumpulan Data
Metode
pengumpulan data dalam pengamatan ini adalah sebagai berikut :
1.
Observasi
Metode observasi dilakukan dengan
cara sebagai berikut :
a.
Menjelajahi areal penanaman tanaman
jagung yang ada di Instalasi Kebun Benih Palawija Desa Tanah Harapan Kecamatan
Rilau Ale Kabupaten Bulukumba.
b.
Mengidentifikasi jenis-jenis hama jagung
kemudian mendeskripsikan berdasarkan struktur morfologi.
2.
Dokumentasi
Pengambilan data dengan cara
dokumentasi yaitu dengan mengambil gambar hama jagung kemudian
mendokumentasikan untuk dijadikan bahan laporan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Umum Tanaman Jagung
1.
Morfologi Tanaman Jagung
Jagung (Zea mays) merupakan tanaman semusim satu siklusnya diselesaikan
dalam 80-150 hari.paru pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan
vegetatif dan paru kedua untuk tahap pertumbuhan generative . tinggi tanaman
jagung sangat bervariasi , tergantung pada jenis varietasnya.
Akar jagung tergolong akar serabut
yang dapat menembustanah dan mampu menyerap air dan mineral dari dalam tanah
dan disalurkan kebagian yang membutuhkan . akar jagung pada tingkat kesuburan
tertinggi akan mencapai panjang 15-40 cm. Pada tanaman yang sudah cukup dewasa
muncul akar anventif dari buku-buku batang bagian bawah yang membantu
menyanggah tegaknya tanaman.
Batang jagung tegak dan mudah
terlihat ,beruas-ruas. Dan setiap ruas terbungkus oleh pelapah daun yang muncul
dari buku. Batang jagung cukup kokoh dan tidak banyak mengandung ligning.
Daun jagung adalah daun sempurna,
bentuknya memanjang, anttara pelapah dan helaian terdapat higula. Tulang daun
sejajar dengan ibu tulang daun. Permukaan daun ada yang licin dan ada yang
berambut.stoma pada daun yang berbentuk halter, yang khas memiliki famili poceae.setiap stoma dikelilingi
sel-sel epidermis berbentuk kipas, (Danarti dan Sri Najiati , 1995)
Jagung memiliki bunga jantang dan
bunga betina yang terpisah dalam satu tanaman. Tiap kuntung bunga memiliki
struktur khas bunga dari suku poceae yang disebut froret. Bunga jantang tumbuh
dibagian puncak tanaman , berupa karangan bunga(inflorescense). Serbuk sari
berwarna kuning dan beraroma khas. Bunga betina tersusun atas tongkol tongkol
tumbuh dari buku, diantara batang dan pelapah daun. Pada umumnya satu tanaman
hanya dapat menghasilkan satu tongkol produktif meskipun memiliki sejumlah
bunga betina. Beberapa varietas unggul dapat menghasilkan lebih dari satu
tonggkol produktif, yang disebut sebagai Varietas Prolifik.
Bunga betina jagung berupa tonggkol
yang terbungkusoleh semacam pelapah dengan rambut, rambut jagung sebenarnya
adalah tangkai putik
2.
Klasifikasi dan Jenis Jagung
Klasifikasi tanaman jagung dalam
sistematika tumbuhan tinggi menurut Indriani (2002) adalah sebagai berikut :
Regnum : Plantae
( tumbuh-tumbuhan)
Divisio : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub Divisio : Anggiospermae
(berbiji tertutup)
Classis : monocotyledonae (berbiji satu)
Ordo :
Graminae (rumput-rumputan)
Family : graminaceae
Genus : zea
Species : zea mays
Jenis jagung berdasarkan umur dan
bentuk biji dapat dikelompokkan dalam berbagai golongan antara lain :
a.
Berumur pendek (genjah) : 75-90 hari, contoh
genjah wara,dan genjah kertas.
b.
Berumur sedang (tengahan ) : 90-120 hari
contohnya hibrida C 1, Hibrida CP 1 dan CPI 2,IPB 4, Metro dan pandu.
c.
Berumur panjang : lebih dari 120 hari , contoh
karnia putih, bastar, kuning, bima dan hitam.
Variatas unggul mempunyai sifat :
berproduksi unggul umur pendek tahan terhadap serangan hama dan sifat-sifat
lain yang menguntungkan .varietas unggul ini dibedakan menjadi dua , yaitu
jantung hibrida dan varietas bersari bebas.
3.
Syarat Pertumbuhan
Tanaman jagung berasal dari daerah
tropis yang dapat menyusuaikan diri dengan lingkungan diiluar daerah tersebut.
Jagun tidak menuntut persyaratan lingkungan yang terlalu ketat. Dapat tumbuh
dari berbagai macam tanah bahkan pada kondisi tanah yang agak kering. Tetapi
untuk pertumbuhan optimalnya jagung menghendaki berbagai persyaratan :
a.
Iklim
Iklim yang dikehendaki oleh tanaman
jagung adalah daerah yang beriklim sedang hingga beriklim sub-tropis yang
basah. Jagung dapat tumbuh didaerah yang
terletak antara 0-50 derajat LU hingga
0-40 derajat LS. Pada lahan yang tidak bervariasi pertumbuhan tanaman ini
memerlukan curah hujan yang ideal sekitar 85-200 mm/bulan dan harus merata.
Pada fase pembunggan dan pengisian biji tanaman jagung perlu mendapatkan cukup
air. Sebaiknya jagung ditanam pada awal musim hujan dan menjelang musim
kemarau.
b.
Media Tanam
Tanaman jagung tidak memerluka
persyaratan tanah yang khusus. Agar supaya dapat tumbuh optimal hendaknya
tanaman jagung ditanam pada tanah yang subur, gembur, dan kaya humus. Jenis
tanah yang dapat ditanami jagung antara lain : andosol (berasal dari gunung
merapi), latosol, dan tanah berpasir. Pada tanah yang tesktur berat masih dapat
ditanami jagung dengan hasil yang baik dengan pengolahan tanah yang baik.
Sedangkan pada tanah yang tekstur lempung / liat adalah yang terbaik untuk
pertumbuhannya.
Keasaman tanah erat hubungannya
dengan ketersediaan unsur-unsur haratanaman. Keasaman tanah yang baik bagi
pertumbuhan tanaman jagung adalah PH 5,6-7,5. Tanaman jagung dalam
pertumbuhannya memerlukan tanah dengan ketersediaan air yang cukup baik.
c.
Ketinggian Tempat
Jagung dapat ditanam diindonesia
mulai dari daratan rendah sampai pada daerah pegunungan yang memiliki
ketinggian antara 1000-1800 m dpl. Daerah dengan ketinggian antara 0-600 m dpl
merupakan ketinggian optimum bagi pertumbuhan tanaman jagung (rukmana,1997)
4.
Pedoman Budidaya
a.
Persiapan benih
Benih dapat dipilih dari penanaman
sendiri yang dipilih dari beberapa tanaman jagung yang sehat pertumbuhannya.
Dari tanaman terpilih, diambil dari
yang
tonggkolnya besar, barisan biji lurus dan penuh tertutup rapat oleh biji, dan
tidak serang oleh hama penyakit. Tongkol dipeti pada saat lewat pase matang
dengan ciri biji sudah mengeras dan sebagian besar daun menguning. Tonggkol
dikupas dan dikeringkan hingga kering betul.
b.
Pengolahan Media Tanam
Pada tahap persiapan untuk
pengolahan lahan dilakukan dengan cara memecah bongkah tanah sehinggah
diperoleh tanah yang gembur yang kaya akan kandungan oksigen dalam tanah guna
mempercepat dan mempermudah akar dalam menyerap sari-sari makanan. Tanah
sebaiknya dilakukan proses penggarapan dengan cara dibajak atau dicanggkul.
c.
Teknik Penanaman
1.
Penentuan pola tanaman
Pola tanaman didaerah tropis seperti
diindonesia, biasanya disusun selama satu tahun dengan memperhatikan curah
hujan. Beberapa pola tanaman yang biasa diterapkan oleh petani dalam proses
penanaman tanaman jagung antara lain :
a.
Tumpang sari ( inter cropping), melakukan penanaman lebih dari satu jenis
tanaman, contoh seperti jagung dan kedelai.
b.
Tumpang gilir (multiple cropping), dilakukan secara beruntun tahun dengan
mempertimbangkan faktor-faktor lain untuk mendapatkan keuntungan maksimal,
contoh : jagung muda, padi gogo, kacang tanah , dan ubi kayu.
c.
Tanaman bersisipan (realy cropping), pola tanaman dengan cara menyisipkan satu atau
beberapa jenis tanaman selain tanaman pokok pada waktu yang berbeda, contoh :
tanaman padi disisipkan dengan tanaman jagung.
d.
Tanaman campuran (mixed cropping), penanaman yang terdiri atas beberapa jenis tanaman
yang tumbuh pada daerah dan waktu yang sama.
2.
Cara penanaman
Jarak tanam pada tanaman jagung
adalah 25 kali 50 cm setiap lubang ditanam dua, atau tiga benih. Seharusnya
jagung ditanam dengan memperhatikan lariknya sehingga terlihat teratur , serta
mempermudah bagi petani dalam proses pemupukan., pemeliharaan dan panen. Jarak
yang ideal dapat menjadi penyebab untuk menghasilkan buah jagung yang bermutu ,
besar dan padat isi, hal ini dikarenakan setiap tanaman jagung dapat memperoleh
sinar matahari secara maksimal . tanamaan jagung dapat tumbuh pada tanah yang
memiliki kandungan air yang sedang . tetapi air cukup hendaknya tersedia selama
pertumbuhan berlangsung.
3.
Pemeliharaan
a.
Penyulaman
Pemeliharaan dimaksudkan agar jumlah
tanaman yang dikehendaki dapat terlaksana , pada tanaman jagung hendaknya pada
satu lubang tanaman tumbuh dua atau tiga tanaman guna memperbaiki kualitas
produksi buah. Pemeliharaan dilakukan dengan pemotongan batang yang akan dibuang
, tidak dengan mencabut karna dapat mempengaruhi kondisi akar tanaman yang ada
disekitarnya.
Penyulaman bertujuan mengganti benih
yang tidak tumbuh atau mati. Kegiatan ini dilakukan 7-10 hari sesudah tanam.
Jumlah dan jeniis benih serata perlakuan dalam penyulaman sama dengan waktu
penanaman. Penyulaman hendaknya menggunakan benih dan jenis yang sama . waktu
penyulaman paling lambat dua minggu sesudah tanam.
b.
Penyiangan
Penyiangan dimaksudkan untuk
membersihkan lahan dari tanaman pengganggu atau gulma. Penyiangan dilakukan dua
minggu sekali . penyiangan pertama dilakukan ketika jagung berumur 14 hari.
Penyiangan hendaknya menggunakan tangan atau cangkul kecil agar tidak
mengganggu pengakaran.
c.
Pembumbunan
Pembumbunan dilakukan bersamaan
dengan penyiangan yang bertujuan untuk memperkokoh pokok batang sehingga
tanaman tidak mudah rebah. Selain itu pembumbunan juga bertujuan untuk menutup
akar yang muncul kepermukaan akibat aerasi. Pembumbunan pertama dilakukan pada
saat tanaman jagung berumur 2 minggu bersamaan dengan pemupukan , sedangkan
pembumbunan kedua dilakukan pada saat jagung berumur 1 bulan.
d.
Pemupukan
Dalam dunia pertanian proses
pemupukan dengan menggunakan pupuk kimia, untuk satu hektarnya memerlukan dosis
pupuk urea sebanyak 200-300 kg, dan pupuk TSP/SP 36 sebanyak 75-100 kg. Tetapi
pemupukan dengan menggunakan pupuk organik seperti sisa hasil pembakaran jerami
maka penggunaan pupuk kimia dipangkas 50%. Adapun langkah-langkah proses
pemupukan dengan menggunakan pupuk organik :
1)
Pemupukan dilakukan pada umur 15 hari sebelum
tanam. Hal ini dimaksudkan agar hasil pembabakan dapat cepat larut dalam tanah
sehingga mampu dengan cepat diserap oleh akar tanaman.
2)
Pemupukan susulan dilakukan saat tanaman
jagung berumur satu bulan yaitu dengan menggunakan pupuk kimia buatan yang
telah di pangkas 50% dari standar pemupukan yang seharusnya. Hal ini
dimaksudkan karna adanya kandunga unsur hara yang ada dalam tanah pada saat
pemupukan sebelum tanam.
e.
Pengairan dan penyiraman
Tanaman jagung merupakan tanaman
yang memerlukan air pada saat pertumbuhannya. Namun jika lahan yang digunakan
adalah lahan persawahan yang dilakukan saat panen padi telah usai maka
penyiraman tidak terlalu sulit karna sawah pada umumnya memiliki saluran
irigasi.
f.
Penyomprotan peptisida
Penyemprotan peptisida dilakukan
ketika timbul gejalah serangan hama penyakit.
B. Tinjauan Umum Hama
1.
Pengertian hama.
Menurut bahasa hama adalah perusak
(kamus besar bahasa indonesia) sedangkan menurut istila (terminologi), hama
adalah kerusakan-kerusakan tanaman yang disebabkan binatang-binatang besar atau
kecil yang sifatnya mikroskropis. Aksi Agrais Kanisius (1998) dalam Arniati
(2005), mengatakan bahwa hama adalah penyebab suatu kerusakan pada tanaman yang
dapat dilihat dengan panca indera(mata) yang dapat berupa binatang dan dapat
merusak tanaman secara langsung dan dapat dilihat bekasnya misalnya gerakan dan
gigitan. Sedangkan menurut Yandianti (1990),hama adalah sejenis hewan yang
merusak tanaman-tanaman baik yang dibudidayakan maupun tidak.
Secara umum dapat dikatakan bahwa
hama adalh jazad penganggu yang merupakan sejenis makhluk hidup yang termasuk
kelompok hewan atau binatang seperti :
a)
Golongan binatang bertulang belakang
(chordata), mialnya burung, tikus, dan kelelawar.
b)
Golongan binatang yang badannya beruas (
arthophoda) misalnya, seranggah.
c)
Golongan mollusca misalnya , bekicot dan
sifut.
d)
Golongan annelida misalnya cacing dan
nametoda.
2.
Penggolongan hama
a.
Berdasarkan pada kisaran bahaya yang di
akibatkan, hama dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1)
Hama utama atau hama kunci. Hama utama
adalah hama yang selalu berada pada tanaman yang intensitas serangannya tinggi dan
populasi yang tinggi pula sehingga akan menimbulkan kerusakan secara ekonomi
pada petani apabila tidak dilakukan pengendalian.
2)
Hama sewaktu-waktu, hama sewaktu-waktu
adalah hama yang sewaktu-waktu muncul akibat keadaan iklim yang tidak menentu
atau kesalahan pengolahan oleh manusia. Tingkat kerusakan yang ditimbulkan
tidak terlalu serius.
3)
Hama potensial, hama potensial merupakan
kelompok besar serangan herbivore yang saling mendapatkan makanan. Hama ini
jarang mendatangkan kerugian secara ekonomi namun mempunyai potensi untuk
menjadi hama.
b.
Berdasarkan pada hubungan kisaran inang
dengan tanaman inang hama dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1)
Hama monofag, adalah hama yang menyerang
satu spesies tanama inang.
2)
Hama Oligofag adalah hama yang memiliki
banyak inang tetapi masih dalam satu family.
3)
Hama Polyphag adalah hama yang memiliki
banyak inang dengan berbagai famili tanaman.
C. Jenis-Jenis Hama Tanaman Jagung
1.
Lalat bibit (atherigona exigua stein)
Gejalah dari hama lalat bibit daun
bebrubah warna menjadi kekuningan, bagian yang terserang mengalami pembusukan,
akhirnya tanaman menjadi layu, pertumbuhan tanaman menjadi kerdil atau mati.
Penyebab lalat bibit dengan ciri-ciri warna lalat abu-abu, warna punggung
berwarna kuning kehijaun bergaris, warna perut coklat kekuningan, warna telur
putih mutiara, dan panjang lalat sekitar 3-3,5 mm. Pengendaliannya yaitu : Penanaman
serentak dan penerapan pengiliran tanaman , Tanaman yang terserang segera
dicabut dan dimusnakan, Sanitasi kebun, Semprot dengan insektisida.
2.
Ulat pemotong
Gejalah hama ulat pemotong tanaman
terpotong beberapa cm diatas permukaan tanah ditandai dengan bekas gigitan pada
batangnya., akibatnya tanaman yang masih mudah roboh. Penyebab beberapa jenis
ulat pemotong: agrotis ipsilon, spodoptera litura, penggerek batang jagung (
ostrinia furnacalis), dan penggerek buah jagung (helicoverpa armigera).
Pengendaliannya yaitu : Tanaman serentak atau pergiliran tanaman, Cari dan
bunuh ulat-ulat tersebut( biasanya tardapat didalam tanah), Semprot insektisida.
3.
Ulat peliang daun
Bagian yang diserang adalah bagian
yang muda, gejala : alur melingkar transparan atau keperakan, tunas atau daun
mudah mengkerut, mengulung, dan rontok. Pengendaliannya semprotkan
insektisidadengan bahan aktif methidathion (supracide 40EC, Basudin 60 EC),
Malathion (Gisinthion 50 EC, 50 WP), Diasinon (Basasinon 45/30 EC). Kemudian
daun dipetik dan dibenamkan didalam tanah.
4.
Ulat tanah
Gejala seranggan ditandai dengan
terpotongnya tanaman pada pangkal batang atau tangkai daun. Pangkal batang yang
digigit akan mudah patah dan mati. Kerusakan berat biasanya terjadi pada awal musim kemarau.
Pengendaliannya : Tanaman serentak atau pergiliran tanaman, Cari dan bunuh
ulat-ulat tersebut( biasanya tardapat didalam tanah), Semprot insektisida.
5.
Penggerek tongkol
Bagian yang diserang adalah buah.
Gejalahnya lubang yang mengeluarkan getah. Pengendaliannya memetik buah yang
terinfeksi kemudian menggunakan insektisida Methomyl (Lannate 25 WP , Nudrin 24
WSC), Methydation (supracide 40EC), yang disemprotkan pada buah berumur 2-5
minggu.
6.
Ulat grayak
Gejala serangan hama spodoptera litura yaitu ditandai dengan
timbulnya lubang tidak beraturan pada daun. Bisanya larva berada dipermukaan
daun. Serangan berat biasanya menyebabkan tanaman gundul karna daun dan buah
habis dimakan ulat. Pengendaliannya semprotkan insektisidadengan bahan aktif
methidathion (supracide 40EC, Basudin 60 EC), Malathion (Gisinthion 50 EC, 50
WP), Diasinon (Basasinon 45/30 EC). Kemudian daun dipetik dan dibenamkan
didalam tanah.
D. Tinjauan Umum Gulma
1.
Pengelompokan gulma
Berikut beberapa gulma penting dalam
tanaman jagung :
a.
Golongan rumput
Gulam golongan rumput termasuk dalam
familia Gramineae/poaceae.dengan ciri batang bulat agak pipih, kebanyakan
berongga. Daun0daun soliter pada buku-buku, tersusun dalam dua deret, umumnya
bertulang daun sejajar,terdiri atas dua bagian yaitu pelapah daun dan helaian
daun. Daun biasanya berbentuk garis 9linier), tepi daun merata. Lidah-lidah
daun sering kelihatan jelas pada batas antara pelapah daun dan helaian daun,
contohnya, Digitaria sanguinalis
(rumput belalang), Cynodon dactilon
(rumput kakawatan), Echinochloa colona
(jajagoan leutik), Eleusine indica
(kelangan), dan Imperate cylindrica (
alang-alang).
b.
Golongan teki
Gulam golongan teki termasuk dalam
golongan familia Cyperaceae. Batang
umumnya berbentuk segitiga,kadang-kadang juga bulat dan biasanya tidak
berongga. Daun tersusun dalam tiga deretan, tidak memiliki lidah-lidah daun
(ligua). Ibu tangkai karangan bunga tidak berbuku-buku. Bunga sering dalam
bulir (spica) atau anak bulir, biasanya dilindung oleh satu daun pelindung.
Buahnya tidak membuka, contoh Cyperus
rotundus (teki), Cyperus byllinga
(teki).
c.
Golongan berdaun lebar
Gulam berdaun lebar umumnya termasuk
dicotyledonae dan pteridophyta. Daun lebar dengan tulang daun berbentuk jala,
contohnya : amaranthus spinocus (
bayam duri).
2.
Pengendalian gulma
Keberhasilan pengendalian gulma
merupakan salah satu faktor penentu tercapainya tingkat hasil jagung yang
tinggi. Gulma dapat dikendalikan melalui berbagai aturan dan karantina . secara
biologi dengan menggunakan makhluk hidup , secara fisik dengan membakar dan
menggenanginya. Melalui budidaya dengan pergiliran tanaman, peningkatan daya
saing dan penggunaan mulsa, secara mekanis dengan mencabut ,membabak.
Menginjak, menyiang dengan tangan, dan mengolah tanah dengan alat mekanis
bermesing dan nonmesin. Secara kimiawi menggunakan herbisida. Gulma pada
tanaman jagung umumnya dikendalikan dengan cara mekanis dan kimiawi
pengendalian gulma secara kimiawi berpotensi merusak lingkungan sehingga perlu
dibatasi melalui pemanduan dengan cara pengendalian lainnya.
a.
Pengendalian secara mekanis
Secara tradisional petani
menggendalikan gulma dengan pengolahan tanah konvensional dan penyiangan dengan
tangan. Pengolahan tanah konvensional dilakukan dengan membajak, menyisir dan
meratakan tanah, menggunakan tenaga ternak dan mesin. Untuk menghemat biaya,
pada pertanaman kedua petani tidak mengolah tanah. Lahan disiapkan dengan
mematikan gulma menggunakan herbisida. Pada usaha tani jagung yang menerapkan
sistem olah tanah konservasi, pengolahan tanah banyak dikurangi,atau bahkan
dihilangkan sama sekali. Pada tanah podsolik merah kuning (PMK) lampung, hasil
jagung tanpa olah tanah masih tetap tinggi hingga musim tanam ke 10 (utomo
1997).
Pembajakan dan pembaruang dapat
secara berangsur dikurangi dan diganti dengan penggunaan herbisida atau
pengelolaan tanah konsevasi. Ketersediaan herbisida juga memungkinkan
pemanfaatan lahan marjinal. Lahan miring yang bersifat sangat rapuh terhadap
pengolahan tanah konvensional. Penggunaan herbisida memungkinkan penanaman
jagung langsung pada barisan tanaman tanpa olah tanah.
b.
Pengendalian dengan herbisida
Herbisida memiliki efektifitas yang
beragam. Berdasarkan cara kerjanya, herbisida kontak mematikan bagian tumbuhan
yang terkena herbisida, dan herbisida sistematik mematikan setelah diserap dan
di traslokasikan keseluruh bagian gulma. Menurut jenis gulma yang dimatikan ada
herbisida selektif yang mematikan gulma tertentu atau spektrum sempit, dan
herbisina nonselektif yang mematikan banyak jenis gulma atau spektrum lebar.
Herbisida berbahan aktif glifosat, paraquat,banyak digunakan petani sehingga
banyak formulasi yang menggunakan bahan aktif tersebut.glifosat yang
disemprotkan kedaun efektif mengendalikan gulma rumputan tahunan dan gulma
berdau lebar tahunan.
Pengendalian secara terpadu
kepedulian terhadap lingkungan melahirkan sistem pengelolaan gulma yang
meminimalkan nampak negatif terhadap lingkungan. Banyak penelitian yang telah
dilakukan untuk mempelajari interaksi antara tanaman dan gulma , terutama
kemampuan persaingan relatif dari tanaman dari berbagai fase perkembangan
gulma, pengelolaan gulma harus dipadukan dengan aspek budidaya, termasuk
pengolaaan tanah pergiliran tanaman dan pengendalian gulma itu sendiri.
Pengelolaan gulma terpadu merupakan konsep yang mengutamakan pengendalian
secara alami dengan menciptakan keadaan lingkungan yang tidak menguntungkan
bagi perkembangan gulma dan meningkatkan daya saing tanaman terhadap gulma.
Adapun beberapa hal yang perlu diperhatikan
dalam pengendalian secara terpadu :
1)
Pengendalian gulma secara langsung
dilakukan dengan cara fisik, kimia dan biologi dan secara tidak langsung
melalui peningkatan daya saing tanaman melalui perbaikan teknik budidaya
2)
Memadukan cara-cara pengendalian
tersebut,
3)
Analisis ekonomi praktek pengendalian
gulma.
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Berdasarkan
hasil pengamatan yang dilakukan di IKB Palawija tentang upaya pemeliharaan
tanaman jagung (Zea mays). Maka upaya
pemeliharaan yang dilakukan adalah sebagai berikut :
Tabel
1 : Pemeliharaan Tanaman Jagung Varietas Lamuru
No
|
Fase
|
Jenis
pemeliharaan
|
keterangan
|
1
|
Dihitung mulai
keluarnya malai dan tongkol
|
ü Pengairan
ü Pemupukan
ü Pengendalian
hama / penyakit tanaman
|
Masa
pembentukan buah
|
B.
Pembahasan
Upaya pemeliharaan tanaman jagung di
IKB Palawija melalui beberapa fase ( dihitung mulai dari keluarnya malai dan
tongkol) meliputi : pengairan, pemupukan dan pengendalian hama / penyakit
tanaman.
1.
Pengairan
Pengairan yang baik dan teratur
dapat membuat tanaman jagung bisa tumbuh dengan subur. Pengairan tanah
pertanian jagung di IKB Palawija Batugaropa dengan cara pembuatan parit-parit
disekitar lahan tanaman jagung dengan tujuan agar air dapat dengan mudah masuk
dan keluar dari lahan pertanian
Pengairan yang baik sangat
diperlukan tanaman, terutama pada saat-saat penting, yaitu pada saat penanaman,
saat pembungaan yaitu 40-55 HST (Hari setelah tanam ), dan pengisian biji yaitu
60-80 HST. Lama pengairan cukup 1-2 jam dengan catatan air mengalir deras.
Pengairan dilakukan cukup sekali dalam seminggu, karena jika terlalu sering
tanaman jagung akan mudah roboh maupun membusuk.
2.
Pemupukan
Untuk
pemupukan tanaman jagung,di IKB Palawijamelakukan pemupukan pada tanaman jagung
sebanyak 3 kali dalam sekali musim tanam. Pupuk yang digunakan adalahpupuk
kimia dan jarang menggunakan pupuk kandang.jenis-jenis pupuk kimia yang
digunakan untuk pemupukan adalah Nitrogen(N), Fosfor (P) , kalium (K) dan
sulfur.
Setelah tanaman berumur 21 hari
setelah tanam pemupukan dilakukan dengan dosis untuk pupuk urea 2,25 gram /
lubang dan untuk pupuk KCL 1 gram / lubang.proses pemupukan dilakukan dengan
cara pupuk ditaruh pada lubang sedalam 5 cm dengan jarak 10 cm dari tanaman
jagung.
Tanaman berumur 42 hari setelah
tanam, dengan dosis : urea 2,25 gram/lubang. Proses pemupukan dilakukan dengan
cara pupuk diletakkan pada lubang sedalam 5 cm dari tanaman jagung.
3.
Pengendalian hama/penyakit tanaman
Agar tanaman dapat tumbuh optimal
dan menghasilkan panen yang melimpah, maka tanaman jagung harus terbatas dari
segala jenis hama dan penyakit yang biasa menyerang tanaman jagung.
Tidak satu kejadian tanpa didahului
oleh kejadian lain yang menjadi penyebab, begitu pula dengan hama dan penyakit
yang menyerang tanaman jagung pun ada penyebabnya .
Hama merupakan sejenis hewanyang
menyerang tanaman dan sifatnya merusak. Hama timbul karena sebab alami yaitu
muncul dengan sendirinya. Bisa menyerang tanaman yang segar, maupun tanaman
kurus. Semua tanaman apapun keadaannya bisa terjangkiti oleh hama ini, jadi
hama tidak bisa dicegah tetapi hanya bisa diatasi. Sedangkan penyakit-penyakit yang sering
menghinggapi tanaman jagung biasanya disebabkan karne alasan tertentu.
Berbagai jenis penyebab serangan
hama dan penyakit tanaman jagung adalah sebagai berikut ;
a.
Busuk buah biasanya disebabkan karena
cuaca yang tidak mendukung misalnya pada musim hujan. Pada saat musim hujan
tiba, biasanya tanaman jagung banyak yang busuk karna udara terlalu lembab.
b.
Lalat buah disebabkan karena lalat-lalat
yang menyerang buah jagung, yang biasanya menyerang secara berkala atau musiman
dan tidak sepanjang tahun ada.
c.
Gejala daun kuning bisa disebabkan karna
kurangnya nutrisi yang terserap oleh tanaman jagung seperti unsur hara
nitrogen, fosfor, kalium maupun sulfur.
Jagung yang terserang hama maupun penyakit
harus segera dikendalikan sampai tidak menjangkiti lagi. Namun, sebelum
memberantasnya, terlebih dahulu harus mengetahui penyakit atau hama yang
menyerang serta penyebabnya. Yang dimana hama atau penyakit yang sering timbul
dilahan pertanian di IKB Palawija Batugaropa adalah sebagai berikut beserta
dengan cara pengendaliannya :
a.
Ulat , biasa diatasi dengan cara
menyemprotkan insektisida
b.
Ulat tanah juga dapat dimusnakan dengan
cairan insektisida
c.
Wereng dibasmi menggunakan peptisida.
d.
Untuk mengatasi busuk buah, bisa dengan
memberikan unsur hara sulfur pada tanaman agar bisa lebih tebal dengan kondisi
dan cuaca serta penyakit apa saja
e.
Lalat buah bisa diatasi dengan cara
membasmi penyebab penyakit ini, yaitu dengan cara disemprotkan pestisida.
f.
Gejalah daun kering bisa diatasi dengan
memberi tambahan pupuk NPK (Nitrogen, fosfor dan kalium).
BAB
IV
KESIMPULAN
DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan tentang upaya
pemeliharaan rutin tentang penanaman jagung varietas lamuru di IKB Palawija
maka upaya pemeliharaan yang dilakukan adalah :
1.
Pengairan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan air selama proses pembentukan bunga dan biji.
2.
Pemupukan untuk memenuhi kebutuhan unsur
hara tanaman jagung.
3.
Pengendalian hama atau penyakit
dilakukan dengan tujuan tanaman menjadi sehat serta pertumbuhannya tidak
terganggu.
B. Saran
1.
Agar para petani memperhatikan
pemeliharaan tanaman jagung pada fase generatif agar tanaman jagung dapat berproduksi dengan
maksimal.
2.
Kepada peneliti selanjutny, agar dapat
mengadakan penelitian serupa untuk mengetahui jenis-jenis pemeliharaan tanaman
jagung.
DAFTAR
PUSTAKA
Daryanto.Arief,Drs.Mec.Ir.2009.Dinamika daya saing industri pertanian.IPB
Pres Bogor.PT.Gramedia.
Daryanto.Arief,Drs.Mec.Ir.2006.Dinamika industri pertanian. PT Rineka
Cipta.Jakarta.
Depertemen Pertanian RI. 2002.Hama Tanaman Jagung. Jakarta.
Hidayat.E.B.1995.Anatomi tumbuhan berbiji. Tarsito bandung.
Nasution, A.H, dan Musa, M. S. (1989). Perancangan dan analisis percobaan ilmiah, UPT IPB Bogor.
Pracaya. Ir, 1994. Tanaman jagung. Kanisius. Yokyakarta
Redeksi Agromedia, 2007. Tanaman jagung. PT Angromedia Pustaka.
Jakarta
Rinayanti, 2010. Identifikasi morfologi hama pada tanaman jagung. STKIP
Muhammadiyah Bulukumba
Sarief. H.E.S,1990. Kandungan unsur tanah.Semarang
Sudjana, (1995) desaing dan analisis eksperimen. Penerbit Tarsito, Bandung
Tjahyadi.N,1992. Tanaman jagung varietas lamuru.Angromedia. Jakarta
Yandiyanto. Drs,1990. Bercocok tanam jagung varietas lamuru.M2M.
Bandungs